Rabu, 28 November 2012

Orang Kudus 28 November: St. Katarina Laboure

Santa katarina laboure, perawan
Zoe Laboure – nama kecil Katarina Laboure – lahir di desa Fainles Mautiers, Perancis, pada 2 Mei 1806. Mula-mula ia bekerja sebagai pelayan; kemudian ia masuk biara Suster-suster ‘Puteri Kasih’ dengan nama ‘Katarina’. Ia seorang suster yang amat sederhana namun saleh, sangat rajin dan penuh pengabdian. Sepanjang hidupnya ia tidak pernah belajar membaca dan menulis. Beberapa hari setelah menjadi postulan di biara Rue de Bac, Paris, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya.

Pada tengah malam tanggal 18/19 Juli 1830, ia terjaga dari tidurnya karena suatu suara yang ajaib yang memanggilnya sebanyak tiga kali, “Suster Laboure..., Suster Laboure..., Suster Laboure!” Ia tersentak bangun dan tampaklah di hadapannya seorang anak kecil berusia kira-kira 4/5 tahun. Anak kecil ini mengajaknya ke kapel.

“Bunda Maria menanti engkau di kapel!” Kata anak kecil itu.

Dalam sikap ragu-ragu, penuh tanda tanya dan takut, Suster Katarina bersama anak kecil ajaib itu melangkah ke kapel. Herannya, semua pintu kapel terbuka dengan sendirinya, lilin-lilin dan lampu-lampu di dalam kapel itu menyala. Dan benarlah pemberitahuan anak kecil itu!

Setelah menunggu setengah jam lamanya, tiba-tiba anak kecil itu berseru, “Lihat, itulah Bunda Maria!”

Bunda Maria muncul dan berlutut menyembah Sakramen Mahakudus, lalu duduk di kursi Pastor Kepala. Suster Katarina segera mendekatinya dan meletakkan tangannya di atas pangkuan Bunda Maria. Lebih dari dua jam lamanya Bunda Maria berbicara dengan Katarina perihal tugas perutusannya yang dipercayakan Tuhan kepadanya.

Pada tanggal 27 November 1830, jam setengah enam malam, sekali lagi Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dalam rupa sebuah gambar: Bunda Maria tampak sedang berdiri di atas bola bumi dengan berkas-berkas cahaya ajaib memancar dari tangannya. Bila bumi itu dikelilingi tulisan berikut: “Oh Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu!” Gambar itu lalu membalik dan menampakkan huruf “M”; di atasnya terdapat sebuah hati dan salib yang saling berhubungan. Sementara itu terdengar olehnya suruhan Bunda Maria agar ia segera membuat satu medali yang berbentuk bulat lonjong seperti yang tergambar dalam tanda penampakan itu.

Bunda Maria berjanji, “Semua orang yang mengenakan medali ini pada lehernya akan memperoleh karunia khusus.”

Katarina meneruskan pesan tersebut kepada yang berwajib. Lalu sesuai suruhan Bunda Maria, dibuatlah medali tersebut dan segera disebarluaskan kepada umat. Banyaklah permohonan yang terkabulkan karena medali tersebut, misalnya penyembuhan, pertobatan, dll. Semuanya itu sungguh-sungguh ajaib, karena semua hal-hal itu memang tak dapat diatasi dengan cara biasa.

Penampakan itu terus berlanjut beberapa kali lagi sampai bulan September 1881. Kemudian Suster Katarina menceritakan penampakan-penampakan itu dengan jelas kepada Pastor Aladel, Bapa Pengakuannya. Setelah diselidiki dengan seksama, pastor itu memohon kepada Uskup Agung de Quelen di Paris untuk memberikan restu dan izin bagi pembuatan medali tersebut. Medali inilah yang sekarang lazim disebut ‘medali wasiat’. Kata ‘wasiat’ tidak menunjuk kepada hasil yang diperoleh umat oleh karena memakai medali itu, melainkan menunjuk pada asal dan cara bagaimana medali itu terjadi.

Katarina melanjutkan cara hidupnya dalam kesederhanaan dan kerendahan hati dengan melakukan tugasnya sebagai penjaga pintu dan tukang masak di biara Enghien-Reuilly. Rahasia penampakan Bunda Maria yang dialaminya tidak diketahui oleh rekan-rekannya sebiara. Delapan bulan sebelum kematiannya, barulah ia menceritakan beberapa penampakan yang dialaminya kepada Suster Dufes, superiornya. Katarina Laboure meninggal dunia pada 31 Desember 1876 dalam usia 70 tahun. Ia digelari ‘beata’ pada tahun 1933 dan dinyatakan ‘santa’ pada tahun 1947 oleh Paus Pius XII (1939 – 1958).

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar