Kamis, 17 Januari 2013

Orang Kudus 17 Januari: St. Antonius

Santo antonius, abbas
“Jika engkau ingin menjadi sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutilah Aku.” (Mat 19: 21). Antonius, pemuda Mesir ini bukan saja memahami arti kata-kata Yesus tersebut, melainkan juga mencoba menghayatinya dalam hidupnya.

Antonius yang lahir pada tahun 250 termasuk dalam bilangan pemuda-pemuda yang kaya raya. Ayah dan ibunya yang meninggal ketika Antonius berusia 20 tahun mewariskan sejumlah besar harta. Mendengar kata-kata Injil di atas, Antonius tergerak hatinya dan membagi semua harta itu kepada orang-orang miskin. Ia lalu memasuki corak hidup bertapa agar lebih dekat pada Tuhan.

Imannya yang kokoh akan Allah menyanggupkan dia untuk mengatasi setiap godaan setan. Semakin setan menggoda, semakin bertambah semangatnya untuk berdoa dan bermatiraga. Hal kemiskinan benar-benar dihayatinya. Makanannya sederhana. Pakaiannya terbuat dari kulit domba. Dengan berlaku demikian Antonius bermaksud mengarahkan seluruh perhatiannya pada usaha menjalin hubungan mesra dengan Allah melalui doa-doa, meditasi dan tapa.

Hidup tapa ini menghantar Antonius kepada suatu tingkatan hidup rohani tinggi dan menjadikan doa seorang pendoa yang ulung. Banyak orang datang kepadanya untuk meminta bimbingannya dalam berbagai macam masalah hidup. Kepada orang-orang ini Antonius tak jemu-jemunya memberi berbagai petunjuk. Salah satu nasehatnya ialah, “Kamu mengetahui pandangan-pandangan setan yang menyesatkan. Kamu mengetahui kekuatan dan kelemahan setan. Menghadapi semuanya itu, percayakanlah dirimu seutuhnya kepada pelukan cinta kasih Kristus. Letakkanlah pekercayaanmu sepenuh-penuhnya kepada Yesus. Percayalah bahwa akhirnya kamu akan menang atas segala kejahatan.” Kebenaran ini dinyatakan di dalam semboyannya tentang penggodaan: “Saya tidak takut kepadamu; engkau (godaan) tidak akan dapat memisahkan daku ddari cinta kasih Kristus.” Orang-orang yang datang kepadanya mendapat peneguhan iman yang mendalam. Di kemudian hari orang-orang inilah yang menjadi bibit awal pertapaan yang dirintis dan dibimbingnya.

Sebagai seorang rahib, Antonius tidak hanya memusatkan perhatiannya pada kontemplasi dan meditasi, tetapi juga pada pembelaan kebenaran iman katolik. Dua kali ia pergi ke Aleksandria untuk meneguhkan dan menghibur saudara-saudara seiman yang banyak mendapat tantangan dari kaum Arian yang sesat. Antonius meninggal dunia dengan damai tahun 356

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar