Senin, 07 Januari 2013

Orang Kudus 7 Januari: St. Raymundus Penafort

SANTO RAYMUNDUS PENAFORT, USKUP & PENGAKU IMAN
Pada tahun 1175 keluarga Penafort dianugerahi seorang putera. Sang bayi ini segera dipermandikan dan diberi nama Raymundus. Oleh orang tuanya ia dididik dan dibesarkan dalam keluhuran iman katolik dan dalam ilmu pengetahuan. Semenjak kecilnya, Raymundus menunjukkan bakat yang luar biasa. Bakat dan kemampuannya menjadi nyata ketika ia menyelesaikan kuliahnya di Universitas Barcelona dan ditunjuk sebagai pengajar Filsafat. Kemudian Raymundus melanjutkan lagi studinya di Universitas Bologna, Italia, hingga meraih gelar doktor dalam bidang hukum. Di universitas ini pun ia menjadi seorang mahasiswa yang disukai para mahasiswa.

Pada tahun 1222, Raymundus kembali ke Barcelona. Di sini ia tertarik pada kehidupan membiara. Tak lama kemudian ia menggabungkan diri dengan para biarawan Ordo Dominikan. Bersama Santo Petrus Nolaskus, ia mendirikan Tarekat Pembebas Para Hamba (Tarekat Marsederian), yang khusus mengabdikan diri bagi orang-orang kristen yang ditawan oleh orang-orang Moor.

Pada tahun 1230, Raymundus pergi ke Roma atas undangan Paus Gregorius IX (1227 – 1241). Oleh paus ia diangkat menjadi Bapa Pengakuannya dan ditugaskan untuk mengatur semua dekrit Gereja yang telah diterbitkan. Sewaktu tugas ini selesai dikerjakan pada tahun 1234, paus mensahkannya sebagai buku pegangan untuk semua lembaga pendidikan seminari dan universitas.

setahun kemudian (1235) paus menunjuk Raymundus sebagai Uskup Agung Terragona, Spanyol. Tetapi atas permohonannya sendiri penunjukkan itu ditarik kembali. Tahun itu juga ia kembali ke Barcelona untuk memulai kembali kegiatan pewartaannya menentang ajaran sesat Albigensia. Tiga tahun kemudian ia terpilih sebagai Pemimpin Tertinggi Ordo Dominikan. Selama masa jabatannya ini ia membaharui aturan-aturan ordo. Pada tahun 1240, ketika ia berusia 65 tahun, ia mengundurkan diri dari jabatan itu.

Tahun-tahun terakhir hidupnya dipakainya untuk berkotbah dan melancarkan perlawanan terhadap bidaah Albigensia serta berusaha mempertobatkan bangsa Moor da Yahudi. Ia juga memperkenalkan pelajaran bahasa Ibrani dan Arab di semua sekolah Dominikan. Atas permintaannya, Santo thomas Aquinas menulis sebuah buku khusus untuk melawan para penganut bidaah itu. Setelah berthun-tahun mengabdikan dirinya pada Gereja, Raymundus meninggal di Barcelona pada tanggal 6 Januari 1275 dalam usia 100 tahun.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar