Kamis, 22 Agustus 2013

Orang Kudus 22 Agustus: St. Simforianus

SANTO SIMFORIANUS, MARTIR
Di kota Autun, Perancis, pada masa penjajahan Romawi, setiap tahun biasanya diselenggarakan perarakan besar untuk menghormati dewi Cybele. Patung dewi itu diusung mengelilingi kota. Di antara khalayak ramai yang berdiri di sepanjang jalan kota untuk memberi hormat dan sujud sembah kepada sang dewi yang lewat, ada juga seorang pemuda tak dikenal yang tetap berdiri tegak dengan sikap sinis. Ia tidak sudi memberikan sikap hormat dan sujud-sembah seperti yang dilakukan orang banyak itu. Sikapnya ini menimbulkan pertanyaan dan curiga dalam hati banyak orang. Yak lama kemudian, ia ditangkap dan dihadapkan ke pengadilan Prefek kota Autun. Atas pertanyaan Prefek, pemuda itu dengan tegas menjawab, “Namaku Simforianus. Aku seorang kristen.”

Pada waktu itu jumlah orang kristen sangat sedikit, sehingga tidaklah mengherankan kalau prefek itu tidak memahami maksud kata-kata Simforianus itu. Prefek yang mengira bahwa Simforianus belum mengetahui semua peraturan kaisar, menyuruh orang membacakan peraturan kaisar mengenai penyembahan kepada dewi Cibele. Seusai pembacaan itu, Simforianus dengan lantang berkata, “Semua perintah itu sudah aku tahu, tetapi aku harus lebih menaati perintah Tuhanku Yesus Kristus, Raja segala raja.” Selanjutnya, untuk menantang sang prefek Simforianus berkata, “Berikan kepadaku sebuah palu, maka aku akan menghancurkan dewimu itu. Aku mau melihat apakah perbuatanku atas dewimu itu akan mengakibatkan malapetaka besar atas seluruh rakyat kota ini.”

Perkataan berani itu menyebabkan amarah hebat sang prefek. Simforianus segera dibelenggu, didera lalu kemudian dipenjarakan. Setelah beberapa hari mendekam di dalam penjara, ia dikeluarkan dan digiring ke tempat pembunuhan. Penderitaan hebat yang ditimpakan atas dirinya membuat badannya lemah dan wajahnya pucat pasi. Namun Simforianus tampak tetap girang dan tetap tegak berdiri. Ketika tiba di tempat pembunuhan itu, ibunya berseru, “Vita non tollitur sed mutatur” yang artinya “Hidup tidak dicabut melainkan hanya diubah.” Simforianus mati dibunuh dengan pedang para algojo kafir. Ia kemudian dihormati sebagai seorang martir Kristus.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar