Rabu, 07 Agustus 2013

Orang Kudus 7 Agustus: St. Afra

Santa afra, martir
Afra menjalani kehidupannya di Augsburg, Jerman Barat, sekitar tahun 300. Ia dikenal sebagai bekas pelacur yang bertobat dan menjadi wanita Kristen yang giat dan penuh semangat dalam penghayatan iman kristen. Bagi kita, Afra memberikan suatu teladan tobat yang luar biasa dan kepercayaan penuh akan kerahiman Tuhan.

Keinsyafannya akan keberdosaan dirinya hingga ia bertobat didorong oleh kesaksian saudara-saudaranya seiman sewaktu dianiaya karena imannya. Semua harta miliknya yang diperoleh dengan cara aib itu dibagi-bagikannya kepada orang-orang miskin dengan penuh ketulusan. Kecuali itu ia bahkan menjadi seorang wanita Kristen yang giat dalam menghayati imannya.

Kegiatan-kegiatannya menyebabkan dia kemudian ditangkap dan dipaksa mempersembahkan korban bakaran kepada dewa-dewi kafir. Kepada hakim yang memaksanya untuk membawakan korban itu, Afra dengan tegas berkata, “Hidup masa lampauku memang tidaklah baik menurut iman kristiani, namun sekarang aku mau menjalani hidupku sebagai seorang Kristen sejati. Aku berani mencuci dosa-dosaku dengan darahku sendiri.” Hakim itu coba membujuknya dengan berdalih bahwa ia sendiri seorang Kristen yang berusaha membantu menyelamatkannya dari bahaya pembunuhan. “Bagaimana engkau tahu bahwa engkau sudah diterima dan diampuni Tuhan?” Tanya hakim itu. Kata Afra, “Aku tahu karena aku sekarang diperkenankan memberi kesaksian atas imanku di hadapan orang banyak.”

Keberaniannya menantang hakim mengakibatkan dia dihukum mati. Ia diikat dan dibawa ke sebuah pulau kecil di tengah sungai Lech dan di sana dia dibakar hidup-hidup oleh para algojo. Sementara api menjilat tubuhnya yang suci itu, ia berdoa dengan nyaring, “Tuhan Yesus, terimalah tapa sengsaraku ini dan selamatkanlah aku demi api ini dari api sengsara yang kekal.”

Afra meninggal pada tahun 340. Ibunya bersama tiga orang pelayannya memungut sisa-sisa tulangnya dan memakamkannya dengan penuh hormat. Karena hal ini kemudian diketahui oleh pada penguasa, ibunya dan tiga orang pelayan itu ditangkap dan dibunuh juga.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar