Jumat, 09 Mei 2014

Orang Kudus 9 Mei: St. Sirilus Sasarea

SANTO SIRILUS SASAREA, MARTIR
Sirilus lahir di Kapadokia, Asia Kecil pada abad ke-3 dari sebuah keluarga kafir. Semenjak mudanya ia menjadi Kristen. Ayahnya yang kafir itu menyiksanya dengan berbagai cara agar dia bisa murtad kembali. Meskipun demikian ia tetap teguh memeluk imannya. Ia memang sedih namun bukan karena perlakuan kejam ayahnya melainkan karena ayah tidak sudi mengerti akan keputusan kehendaknya. Satu-satunya penguat hatinya adalah kata-kata Kristus ini: “Barang siapa yang mengasihi ayah dan ibunya lebih dari Aku, tak layak ia bagi-Ku.” Perlakuan kasar ayahnya malah semakin menambah semangat imannya hingga berhasil menarik simpatik banyak temannya. Oleh karena itu, ia diusir ayahnya dari rumah dan kemudian dihadapkan ke pengadilan karena imannya. Sedikitpun ia tidak takut ketika diancam oleh hakim.

Karena umurnya, ia dibebaskan dan diizinkan kembali ke rumah ayahnya untuk meminta maaf. Tetapi hal ini ditolaknya dengan tegas. Katanya: “Karena imanku, saya telah diusir dari rumah oleh ayahku. Saya meninggalkan rumah dengan gembira, sebab aku mempunyai tempat tinggal lain yang lebih mulia yang sedang menantikan aku.” Sekali lagi hakim mencoba mengubah pikiran anak muda itu. Sirilus diseret ke sebuah api unggun, seakan-akan hendak dibakar. Tetapi ia tidak gentar sedikitpun. Sebaliknya, ia memprotes penundaan hukuman atas dirinya. Hakim merasa gagal mempengaruhi keputusan anak muda ini menjadi sangat marah dan menyuruh serdadu-serdadu memenggal kepalanya

2 komentar:

  1. St. Sirilus dipenggal serdadu-serdadu pada masa muda. Mengapa fotonya foto orang tua?

    BalasHapus
  2. Benar sekali tanggapan Anda. Gambar awal dari tulisan ini yang dikritik sdr. Alfons Satya adalah foto St. Sirilus dari Yerusalem. Karena itu, gambar tersebut kami ganti dengan gambar St. Sirilus yang diusir oleh ayahnya.

    Kami menghaturkan terima kasih atas masukkannya.

    BalasHapus