Senin, 03 November 2014

Orang Kudus 3 November: St. Malakios Armagh

SANTO MALAKIOS ARMAGH, PENGAKU IMAN
Mengenai pribadi Malakios, Santo Bernardus menulis, “Di antara semua mujizat Santo Malakios, mujizat yang terbesar ialah dirinya sendiri.” Kalimat ini berarti bahwa kemenangan paripurna atas dirinya merupakan keajaiban yang besar yang hanya dapat kita pahami sebagai karunia rahmat Allah.

Malakios O’More lahir di Armagh, Irlandia Utara, pada tahun 1095 dan meninggal dunia pada tanggal 2 November 1148. Setelah ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1120, ia berusaha keras untuk membaharui tata tertib hidup Gereja Irlandia. Salah satu hal yang mencolok di dalam Gereja Irlandia pada masa itu ialah penerapan sistem klen di dalam hierarki Gereja. Jabatan tinggi dan rendah di dalam administrasi Gereja dikuasai oleh keluarga tertentu. Kecuali itu ciri khas monastik sangat kuat mewarnai kehidupan Gereja Keltik Irlandia. Pemimpin sekolah-sejolah biara adalah uskup dan orang-orang dari keluarganya sendiri. Ketika terjadi penggebrekan oleh para bajak laut Denmark, ribuan rahib dibunuh; ada yang melarikan diri ke luar negeri. Dalam situasi itu anggota keluarga uskup yang berstatus awam menjaga kekayaan biara. Kehidupan keagamaan merosot dan biara-biara tak terpelihara baik. Orang-orang awam yang menguasai kekayaan biara menganggap kepemimpinan biara sebagai hak turunan.

Salah satu biara yang terkenal ialah biara Bangor di County Down. Paman Malakios, seorang awam, memegang gelar kehormatan sebagai abbas di biara itu. Pada tahun 1123 ia mengalihkan jabatan itu kepada Malakios. Dengan berbagai cara Malakios mulai membaharui kembali biara itu dan mengamankan semua miliknya termasuk tanah-tanah. Bersama 10 orang muridnya, ia mulai membangun kembali rumah-rumah biara itu. Oleh karena keberhasilannya itu, ia ditahbiskan menjadi Uskup Down dan Connor. Dalam kedudukan itu ia mempunyai kekuatan untuk membaharui Gereja Irlandia dan kehidupan sakramental di antara umat serta menegakkan disiplin hidup para rohaniwan.

Sementara itu, Celsus, Uskup Armagh, meminta Malakios untuk menduduki takhta keuskupan Armagh, meskipun sanak keluarga Celsus yang telah menguasai keuskupan itu selama 100 tahun tidak menyetujui keputusan itu. Pada tahun 1139, ia pergi ke Roma untuk menerima pakaian kebesaran Uskup Agung untuk takhta Keuskupan Armagh dan Cashel. Ia singgah di biara Clairvaux, Perancis. Di sana ia bertemu dan berkenalan dengan Santo Bernardus. Ia kagum akan cara hidup para biarawan di dalam biara Clairvaux itu. Baginya biara itu sungguh-sungguh menampakkan surga di dunia ini. Karena begitu terkesan maka ia mengajukan permohonan kepada Paus Innosensius III (1198 – 1206) mengangkat dia menjadi utusannya ke Irlandia.

Dalam perjalanannya kembali ke Irlandia, ia singgah lagi di Clairvaux: empat orang imamnya tetap tinggal di sana untuk mempelajari cara hidup membiara ala Clairvaux. Di kemudian hari bersama 4 orang imam itu, Malakios mendirikan biara Cistercian Mellifont, dekat Drogheda, Irlandia. Ketika semua tugas yang dibebankan Paus kepadanya selesai dilaksanakan, demikian juga semua urusan penting menyangkut pendirian biara itu, Malakios pergi lagi ke Roma untuk melaporkannya kepada Paus. Ia singgah lagi di biara Clairvaux. Tetapi di biara itu ia jatuh sakit dan kemudian meninggal dunia pada tanggal 2 November 1148 di pangkuan Santo Bernardus. Ia dinyatakan ‘kudus’ pada tahun 1190 oleh Paus Klemens III (1187 – 1191).

Malakios dikenal sebagai orang kudus yang menaruh hormat besar kepada orang-orang mati dan sangat rajin mendoakan keselamatan mereka. Ia berusaha agar jenazah mereka dimakamkan secara kristiani. Banyak orang menertawakan dia karena terlalu memperhatikan orang-orang yang sudah meninggal. Tak erkecuali saudarinya sendiri. Hari kematiannya pada tanggal 2 November itu tepat dengan hari peringatan jiwa-jiwa di Api Penyucian. Tanggal itu tepat benar bagi Malakios yang selalu mendoakan keselamatan jiwa-jiwa di api penyucian.

sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
2.      St. Hubertus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar