Jumat, 02 Januari 2015

Orang Kudus 2 Januari: St. Gregorius Nazianze

GREGORIUS NAZIANZE, USKUP & PUJANGGA GEREJA
Keluarga Gregorius adalah keluarga yang saleh dan diberkati oleh Tuhan. Ibunya beserta kedua adiknya: Gorgonia dan Caesarius, juga diakui Gereja sebagai orang kudus.

Gregorius menjalani pendidikannya di Nazianze, kemudian berturut-turut ia belajar di Kaesarea – Kapadokia, Kaesarea – Palestina, Aleksandria dan Athena. Di Athena ia bertemu dengan Basilius, teman kelasnya. Keduanya bersahabat. Bersama Basilius, Gregorius mengasingkan diri di sebuah pertapaan di Pontus. Tetapi kemudian karena desakan dari ayahnya, Gregorius kembali ke daerah asalnya. Di sana ia ditahbiskan menjadi imam dan kemudian ditahbiskan menjadi uskup. Ketika berumur 50 tahun, ia diangkat menjadi Uskup Agung Konstantinopel. Di Konstantinopel ia menyaksikan keadaan hidup iman umat yang menyedihkan karena terpengaruh ajaran sesat Arianisme yang sudah menyebar luas. Tempat ibadat pun tidak ada.

Gregorius memulai karyanya sebagai uskup dengan membangun sebuah gereja darurat. Gereja ini disebutnya “anastasis” yang berarti kebangkitan. Kaum arian yang menentangnya dihadapinya dengan tenang dan sabar. Kepada umat ia selalu berkata, “Kita harus menghadapi mereka (kaum arian) dengan budi bahasa yang manis dan kesabaran yang tinggi agar bisa mengalahkan mereka.”

Ia banyak menulis dan mengajar di kota-kota yang menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan, untuk membela ajaran iman yang benar. Pertentangan dengan kaum arian terus meruncing, terlebih-lebih karena semakin banyak umat yang kembali ke ajaran iman yang benar karena pengaruh Gregorius. Kaum arian berusaha membunuhnya dengan menyuruh seorang pemuda. Namun usaha ini gagal pemuda tangguh itu seketika berubah hatinya tatkala berdiri di hadapan Gregorius yang saleh itu. Ia berlutut dan mengakui niat jahatnya.

Gregorius lebih suka hidup menyendiri dalam kesunyian pertapaan daripada hidup di tengah keramaian kota dengan segala masalahnya. Oleh karena itu, tak berapa lama setelah ayahnya meninggal, ia kembali ke Nazianze untuk menggantikan ayahnya. Di sana ia mengajar dan banyak menulis buku-buku pengajaran iman dan pembelaan agama. Semua tulisannya itu merupakan warisan berharga bagi Gereja. Dari tulisan-tulisannya kita mengetahui bahwa Gregorius adalah seorang teolog dan filsuf yang arif.

Gregorius meninggal dunia pada tahun 390. Oleh Gereja beliau digelari kudus dan dihormati sebagai Pujangga Gereja.

sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar