Selasa, 29 Desember 2015

Orang Kudus 29 Desember: St. Daud

SANTO DAUD, RAJA ISRAEL YANG TERBESAR
Daud (Yunani: Dauid; Ibrani: Dawid) artinya “Yang terkasih” adalah Raja Israel kedua dan yang terbesar sekitar tahun 1010 sampai 970 SM (1Sam 16; 1Raj 2; Kis 7: 45). Tanggal kelahirannya tidak diketahui dengan pasti, tetapi ia meninggal dunia di Israel pada tahun 973 SM. Ia seorang Efrata dari Betlehem, dan anak bungsu Isai (1Sam 16: 11; 17: 12; 1Taw 2: 15; Mat 1: 5 – 6; Luk 3: 31). Kecintaan umat Israel kepada Daud terutama karena ia berhasil membunuh Goliath, panglima perang bangsa Filistin.
Sebagai seorang pejuang muda, Daud diagungkan sebagai seorang pahlawan. Cinta dan puji-pujian rakyat ini membangkitkan amarah dan kecemburuan Raja Saul, yang kemudian berusaha membunuh Daud. Namun Daud tetap tenang dan bersikap jantan menghadapi rencana jahat Saul. Ia mengungsi ke padang gurun Yudea dan berhasil memikat hati suku-suku bangsa yang berdiam di sana. Ia menikahi Aninoam, Abigail dan akhirnya dengan Mikhal. Dari sana ia menyusun rencana untuk memanfaatkan setiap kesempatan untuk menggulingkan Saul yang dianggap sebagai ‘orang yang diurapi Tuhan’.
Setelah Saul meninggal dunia, Daud diurapi sebagai raja atas Yudea di Hebron, sektor selatan Israel. Sekitar tujuh tahun kemudian, setelah Abner meninggal dunia, Daud diakui sebagai raja untuk seluruh Israel sampai ia mati. Manuver politik pertama yang dilancarkan Daud sebagai raja ialah menaklukkan suku bangsa Yebusi dan merebut Yerusalem yang dikuasai oleh suku itu. tempat tinggal raja dipindahkan ke Yerusalem. Di sana ia menikah dengan Batsyeba.
Untuk mempertahankan kedudukannya, ia harus menaklukkan setiap kota Kanaan atau mengintegrasikannya ke dalam suku-suku Israel. Sebaliknya Daud juga harus mempersatukan suku-suku yang masih berdiri sendiri-sendiri, terutama suku-suku Utara dan Selatan, menjadi satu bangsa. Oleh sebab itu, ia bersikap lunak sekali terhadap keluarga Saul (2Sam 1: 1 – 16; 3: 13 – 16), memilih tempat tinggal di daerah yang tidak dikuasai oleh bangsa Israel, memindahan Tabut Perjanjian Allah (2Sam 6: 1 – 9), membuat persiapan untuk membangun kenisah pusat (2Sam 7; 24: 18 – 25), dan membentuk suatu pasukan yang tangguh (1Taw 27: 1 – 15).
Hamper seluruh daerah Barat sungai Yordan dikalahkan oleh Daud. Para bangsa Edom, Aram, Moab dan Ammon ditaklukkannya. Tetapi kerajaannya yang begitu gemilang dikeruhkan oleh kejadian-kejadian dan intrik-intrik pribadi: tingkahnya sendiri terhadap Uria dan Batsyeba (2Sam 13: 1 – 22); pemberontakan dan kematian Absalom (2Sam 15; 18: 1 – 19: 9) dan intrik-intrik untuk mewarisi takhta.
Kitab Raja-raja mengisahkan keinginan Daud untuk mendirikan satu kediaman yang pantas untuk menyimpan Tabut Perjanjian Allah, namun ia meninggal dunia sebelum melaksanakan niatnya itu. kemudian Salomo, puteranya sendiri merealisasikan rencananya yang luhur itu dengan mendirikan sebuah kenisah. Daud meninggal dunia dalam keadaan sakit tua pada tahun 973 SM, kira-kira dalam usia 70 tahun. Makamnya masih dikenal pada zaman Nehemia (2Sam 3: 16), dan pada zaman Yesus Kristus (Kis 2: 29). Daud adalah leluhur Yesus melalui Yusuf. Ia juga seorang nabi karena dalam Mazmur-mazmur yang diciptakannya, ia menubuatkan kedatangan Kristus (Sir 47: 8; Kis 1: 16; 2: 25, 34; 4: 25; Rom 4: 6; 11: 9; Ibr 4: 7), serta kebangkitan Kristus (Kis 2: 29 – 36; 13: 34 – 37)
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar