Rabu, 18 Mei 2016

Orang Kudus 18 Mei: St. Feliks Cantalice

SANTO FELIKS CANTALICE, PENGAKU IMAN
Feliks lahir pada sekitar tahun 1515 di Cantalice, Italia, dari sebuah keluarga petani miskin tapi saleh. Sejak masa muda, Feliks bertugas sebagai penjaga ternak. Tak lama kemudian ia menjadi seorang buruh tani. Sekalipun sibuk dengan pekerjaan berat dan kasar, Felik tidak larut dalam hal-hal duniawi. Setiap malam Feliks meluangkan waktu untuk berdoa dalam kamar kecilnya. Bahkan saat kerja pun, di sela-sela kesibukannya, Feliks menyempatkan diri berdoa.
Ada niat dalam hati Feliks untuk mengikuti ekaristi setiap hari dan mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Namun selalu ada penghalang untuk mewujudkan niatnya itu, sampai suatu hari sebuah kecelakaan membuka jalan baginya. Ketika hendak memasang bajak pada sapi, sapi-sapi itu memberontak tak terkendali. Sapi-sapi itu menerjang Feliks dan sekaligus menyeret mata bajak melindas tubuh Feliks. Teman-temannya mengira Feliks sudah mati, namun Feliks bangun tanpa luka. Hanya jaketnya yang sobek. Feliks langsung mohon berhenti kepada majikannya.
Usai dari peristiwa itu, Feliks mencoba menjawab panggilan Tuhan dengan bergabung ke Ordo Fransiskan Kapusin. Permohonannya kemudian dikabulkan. Tahun 1543 Feliks diterima masuk novisiat dalam usia 28 tahun. Ketika masuk novisiat, Feliks banyak berjuang melawan godaan-godaan. Setan menyerangnya dengan segala macam godaan. Dia juga diterjang penyakit yang berkepanjangan, sehingga membuat dia terlihat tak layak menjalani hidup membiara. Tapi kesabaran, ketekunan mengendalikan diri, doa dan keterbukaannya terhadap para atasannya membantu dia dalam memperoleh izin untuk mengucapkan kaul-kaulnya.
Usai mengucapkan kaulnya, Feliks dikirim ke Roma. Di sini, berkat kesalehannya dan sikapnya yang ramah tamah, Feliks diberi tugas untuk mengumpulkan derma. Tugas ini dilakukannya selama 42 tahun hingga kematian menjemputnya. Dalam melakukan tugasnya ini, Feliks selalu mengucapkan “Deo Gratias” – terima kasih Tuhan – setiap kali menerima derma. Hal ini membuat dia mendapat gelar ‘Bruder Deo Gratias’.
Adalah kebiasaan Feliks bahwa setiap kali setelah mengumpulkan semua dermanya ke biara, ia meluangkan waktu ke gereja. Di sana dia pertama-tama berdoa bagi para penderma, kemudian dia menumpahkan devosi hatinya kepada Sakramen Mahakudus dan Bunda Maria. Dia dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk berkomunikasi dengan Bunda Maria.
Feliks Cantalice meninggal dunia dengan roman muka kegembiraan, sambil memandang Bunda Allah, yang mengundangnya masuk ke dalam kebahagiaan sorga, pada 18 Mei 1587. Paus Urbanus XIII memberinya gelar ‘beato’, dan Paus Clemen XI menerakannya dalam daftar para santo pada tahun 1709.
sumber: Ordo OFM
Baca juga orang kudus hari ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar